December 18, 2013

CERPEN (tugas 2) : Little Vacation in Untung Jawa Island


                Pada hari Rabu itu SBMPTN pun telah selesai. Semua peserta berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing- masing atau pergi bersama teman- teman mereka. Sedangkan aku memilih untuk pergi makan siang bersama dua sahabatku yang setia menemani yaitu Bekti dan Fajar. Kemudian kami memilih untuk makan siang di McD Ramayana Ciledug. Saat di tengah makan siang Wansin atau pacarnya Bekti datang menghampiri kami untuk ikut bergabung. Kami berbincang- bincang membicarakan segala problema hingga salah satu dari kami mencetuskan untuk berlibur ke pantai. Wajah kami semua yang tadinya lesu, lemas, letih, dan lunglai akibat dari SBMPTN berubah 270 derajat menjadi bersemangat. Setelah kami pikir masak-masak ide tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk berlibur ke Pulau Untung Jawa pada hari Sabtunya.
                Pagi itu kami sepakat untuk berangkat pukul 7 pagi untuk menghidari kemacetan kota Tangerang. Namun, terjadi beberapa masalah dimulai dari Fajar yang telat bangun, Aku telat ke rumah Bekti, Fajar lelet dan disuruh beli bubur aya dulu untuk Bapaknya yang sedang sakit, hingga kami bersinggungan di jalan yang pada saat itu Fajar ke rumah Bekti tapi aku, Bekti dan Wansin malah ke rumah Fajar. Setelah Fajar kami telepon akhirnya ia muncul, kemudian kami berangkat pukul 9 pagi.
                Saat di perjalanan kami bertemu dengan beberapa siswa Akmil, kemudian Fajar ingin berfoto dengan mereka namun niat itu di urungkan mengingat siswa Akmil itu sedang latihan dan ada mentornya yang memantau mereka dari kejauhan. Sampailah kami di Tanjung Pasir sekitar pukul 1 siang. Kami masuk Tanjung Pasir dengan membayar parkiran sebesar Rp 10.000,- per motor. Ketika kami sedang menaruh helm di motor, tiba- tiba para nelayan menghampiri kami untuk menawari jasa perahunya yang saat itu akan berangkat. Beliau memasang tarif sebesar Rp 20.000,- per orang dan dibayar setelah kami ingin pulang.
                Aku dan Bekti duduk berdampingan, sedangkan Wansin dan Fajar duduk di depanku. Aku dan Bekti terus mengobrol untuk mencairkan suasana supaya kami berdua tidak mabuk laut. Akhirnya, kami tiba juga di Pulau Untung Jawa. Kemudian Fajar berpesan kepada nelayannya bahwa nanti kami pulang dengan kloter terakhir yaitu jam 5 sore. Sesampai disana kami langsung mencari musholla untuk menunaikan ibadah solat Zuhur. Kami berjalan menyusuri pinggir pantai hingga akhirnya menemukan sebuah musholla berada dekat di sebelah Kelurahan Kepulauan Seribu.
                Setelah solat Zuhur, kami melanjutkan perjalanan menyusuri pinggir pantai untuk mencari tempat berteduh yang bersih dan airnya tidak keruh. Akhirnya kami menemukan sebuah penyewaan balai dan akhirnya kami memutuskan untuk berteduh disitu dengan membayar sewa sebesar Rp 10.000,- per hari. Kami langsung menaruh tas, berganti baju, dan menyerbu sejuk nan indahnya pemandangan serta air laut di siang hari. Rasanya semua permasalahan kami hilang begitu saja dan kami melupakan segala kegagalan yang terjadi saat SBMPTN. Kami berenang hingga menemukan berbagai macam karang laut. Disana juga tersedia penyewaan ban renang atau pelampung seharga Rp 25.000,- per pelampung dan ada banana boat juga. Kami terus bermain air dan berfoto- foto hingga kami kelaparan. Untung disana banyak penjual makan dan dekat dengan kamar bilas sehingga tidak mebuang- buang waktu. Untuk sekali bilas kami harus membayar Rp 5.000,- dan untuk membuang air kecil cukup membayar Rp 2.000,-.
                Waktu menunjukkan pukul 4 sore, kami bergegas pergi meninggalkan balai tersebut karena air laut sudah mulai pasang dan membawa bermacam- macam sampah di laut. Kami memutuskan untuk kembali ke tempat awal kita sampai di Pulau Untung Jawa, namun setalah mendekati tempat tersebut waktu belum menunjukkan pukul 5 sore sesuai dengan perjanjian kami ke nelayan. Lalu kami kembali dan terus menyusuri pinggir pantai hingga menemukan sebuah hutan Bakau yang masih asri dan sejuk sekali udaranya. Disana kami berfoto- foto dan bermain dengan beberapa kepiting kecil dan keong- keong kecil. Disana juga terdapat penangkaran burung Wallet yang tidak boleh diburu dan dilindungi Negara. Di dekat hutan tersebut, kami tergiur akan berbagai macam souvenirnya namun karena uang kami terbatas maka kami mengurungkan niat tersebut.
                Kemudian kami kembali ke tempat awal datang dan menaiki perahu untuk pulang ke Tanjung Pasir dan pulang ke rumah. Air laut mulai pasang dan ombak laut meninggi sehingga kami merasa sedang naik kora- kora di Dufan. Kami terus berdoa supaya tidak terjadi apa- apa di perahu ini. Dan akhirnya kami sampai di Tanjung Pasir. Sebelum ke parkiran, kami berfoto- foto dulu dan tak disangka disana bertemu dengan Faisal yaitu teman kami saat di SMP dulu. Dia ternyata juga ke Pulau Untung Jawa bersama teman- temannya.
                Sore hari makin meninggi, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Di perjalanan kami melihati kanan kiri jalan yang penuh dengan sawah dan lampu- lampu gedung terihat seperti bukit bintang. Sebelum sampai di rumah, kami berhenti sejenak di sebuah tempat makan pinggir jalan untuk makan malam bersama dan setelah itu meneruskan perjalanan ke rumah masing- masing. Hari itu bagi kami merupakan hari terindah tak akan terlupakan dan kami semua bisa melepas lelah dari pikiran ini.






No comments:

Post a Comment